Pacaran Biar Awet Sampai Ke Jenjang Pernikahan

Pacaran Biar Awet Sampai Ke Jenjang Pernikahan: Gonjang ganjing di masa pacaran memang kerap melunturkan keteguhan hati seseorang (pasangan) untuk berpindah ke lain hati, kerap terjadi sudah sekian lama pacaran justru kandas di tengah jalan, ketika beberapa saat lagi sudah menjelang detik-detik pernikahan. Menjalin hubungan asmara, pasti ingin selalu bersama dan bahagia. Kalau lagi jatuh cinta pinginnya nyambung terus, dunia milik kita berdua, tetapi saat suatu badai menghadang ketangguhan batu karang pun bisa roboh dibuatnya.

Nah sebelum kesemuanya terjadi, ada baiknya sedia payung sebelum hujan. Yakni membentuk strategi dari kedua pasangan agar kompak seiya sekata, di dalam setiap situasi dan kondisi. Bagai aliran air akan selalu membentur kerikil dan batu, tapi ia tetap mengalir walau sesekali harus berbelok arah sejenak dan berjalan lurus kembali, menelusuri liku jalan sampai berhenti di muara. Kemudian mengarungi hamparan luas samudera biru.

Karena pacaran dapat dikatakan sebagai hubungan kerjasama menyangkut dua orang berlainan yang ingin mencapai tujuan sama, apapun masalahnya jika didasari oleh kejujuran, diharapkan semua problematika hubungan cinta dapat terselesaikan. Selain itu, paduan kecerdasan emosi juga menjadi faktor terikat dalam proses perjalanan tahap tersebut, lalu dikembangkan setelah menjadi pasangan sah. Dengan tingkat kecerdasan emosi yang matang, tentu kedua belah pihak akan saling memahami dan mengerti bila diantaranya ada kekurangan maupun terjadi kekhilafan.

Mengedepankan persepsi obyektifitas dalam memandang kasus, adalah terlebih dulu berintropeksi diri sebelum menyalahkan orang lain, serta memikirkan langkah ke depan sebelum berjalan. Subyektifitas diperlukan saat sedang bermesraan saja tapi tetap sesuai dengan koridor hukum komunal, karena kemesraan melibatkan unsur perasaan. Sedangkan dalam penyelesaian permasalahan lebih mengutamakan rasionalitas, sebab permasalahan kecil bisa menjadi besar jika tolok ukurnya berlabel perasaan. Begitupun sebaliknya.

Dengan memilki modalitas seperti di atas, kini tinggal membangun cara terbaik untuk berkomunikasi dalam mengungkapkan suatu kasus, baik kasus dalam konteks masalah ataupun ketika sedang bahagia. Kesemuanya agar dapat dirasakan berdua, bertujuan untuk keharmonisan secara intern maupun di mata orang lain. Jangan lupa, mengevaluasi setiap permasalahan yang sudah terselesaikan juga perlu dilakukan, berguna sebagai media pengingat agar jangan sampai kasus serupa terjadi lagi di kemudian hari.

Seberapa pun besarnya kekuatan hubungan, kalau kedua belah pihak tidak mawas diri, permasalahan yang telah lewat akan menjadi duri dalam daging. Bagaikan suatu ganjalan ketika ada masalah kecil yang kemudian bisa diungkit kembali, akhirnya saling menyalahkan.

Di sinilah perlunya sikap kedewasaan dalam menjalin suatu hubungan kerjasama, mengenai usia bukan jaminan, tetapi cara pandang yang dapat menyatukan kedua pemikiran berbeda untuk dijadikan satu tubuh dalam tujuan sama. Menuju jenjang yang lebih serius dan semakin tinggi lagi gelombang yang akan menerjang, namun bila mereka sudah siap dengan keteguhan hati maka akan terasa mendapat kemudahan dalam menjalaninya. Ibarat masakan, ada kalanya terasa agak pedas, asin, manis, atau gurih dirasakan bersama pada balutan kasih dan sayang. Memahami masing-masing kekurangan dan tidak menunjukkan kelebihan, saling melengkapi.

Artikel ini berjudul Pacaran Biar Awet Sampai Ke Jenjang Pernikahan, dengan url http://moo-no.blogspot.com/2011/05/pacaran-biar-awet-sampai-ke-jenjang.html
Klik di sini untuk melihat daftar isi blog ini.

Baca Juga Artikel Yang Ini

{ 0 Komentar... Baca Semua / Tulis Komentar ! }

Post a Comment

Kategori Artikel !