Keajaiban Doa Pembunuh Sikap Pengeluh: Tidak heran jika dalam realitas kehidupan kerap ditemui ada orang yang mengeluh, bahwa ia telah berkali-kali berdoa tapi belum kunjung juga dikabulkan. Atau sekiranya dikabulkan, namun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kondisi tersebut memungkinkan adanya suatu kesalahan, yakni penyampaian doa mengesankan asal-asalan. Ingatlah, Tuhan akan memberi keinginan sesuai porsi masing-masing ummat-Nya.
Pertimbangan lain, seberapa besar usaha dalam mencapai hasil maksimal sesuai dengan keinginan?
Doa dan usaha laksana dua sisi mata rantai yang tidak dapat terpisahkan. Hidup tidak akan lepas dari skenario Ilahi, tetapi bukan berarti manusia hanya pasrah pada keadaan serta menerima datangnya rezeki jatuh dari langit. Tuhan justru memerintahkan manusia untuk berusaha dan bekerja secara maksimal, mengembangkan potensi diri untuk menjemput rezeki yang sebenarnya sudah tersedia di pos masing-masing, tidak akan pernah tertukar dengan orang lain.
Secara normal, kebahagiaan hakiki adalah ketenangan jiwa, kenyamanan hidup yng disandarkan kepada naungan kasih sayang Tuhan. Manusia sepenuhnya berpasrah segala urusannya, meyakini bahwa semua ada yang mengatur dengan amat sempurna. Demi tercapainya tujuan, selain berusaha maka diimbangi dengan doa.
Pertanyaannya. Seberapa sering berdoa? Apa yang diminta saat sedang berdoa? Apakah sering mengulang-ulang permintaan ketika berdoa? Besar harapan untuk terkabulnya doa tersebut? Murnikah niat dalam berdoa? Besarkah harapan untuk terkabulnya doa tersebut? Murnikah niat berdoa? Yakinkah dengan doa yang terucap?
Tuhan telah menjamin akan mangabulkan setiap doa hamba-Nya. Namun begitu, ada klasifikasi tertentu yang harus dilakukan oleh setiap individu agar doa tersebut mudah terkabul. Antara lain adalah doa yang dilandasi dengan kesungguhan hati dan ketulusan jiwa. Yakni doa yang sungguh-sungguh dengan kemurnian hati dan ketenangan jiwa, penuh harap akan pengampunan-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali sudah melakukan doa dan usaha yang sesuai dengan syariat, namun tidak jarang hasil yang diterima justru berseberangan dengan permintaan. Letak kesalahannya bukanlah dari doa dan ikhtiar yang telah dilaksanakan, tetapi itu merupakan pemikiran dari sikap dan paradigma dalam menerima hal tersebut.
Sedih, bahkan kecewa dengan ketentuan Tuhan yang berbeda dengan harapan. Kebanyakan orang tidak menerima ketentuan Tuhan, sehingga menentang atau membangkang kepada-Nya. Hal ini dikarenakan pemikiran, bahwa apa yang dilakukan pastilah yang terbaik menurut pribadi. Lebih percaya dengan kemampuan diri sendiri.
Manusia memiliki hak merencanakan dan melaksanakan, namun Tuhan juga punya hak untuk menentukan. Berpasrah diri bukanlah merupakan sikap pasif, melainkan prilaku aktif dalam menghadapi hasil terbaik dan terburuk dari usahanya. Adalah menjadikan ketentuan sebagai keistimewaan, jika dilandasi dengan kesabaran dan sentuhan bersyukur.
Pertimbangan lain, seberapa besar usaha dalam mencapai hasil maksimal sesuai dengan keinginan?
Doa dan usaha laksana dua sisi mata rantai yang tidak dapat terpisahkan. Hidup tidak akan lepas dari skenario Ilahi, tetapi bukan berarti manusia hanya pasrah pada keadaan serta menerima datangnya rezeki jatuh dari langit. Tuhan justru memerintahkan manusia untuk berusaha dan bekerja secara maksimal, mengembangkan potensi diri untuk menjemput rezeki yang sebenarnya sudah tersedia di pos masing-masing, tidak akan pernah tertukar dengan orang lain.
Secara normal, kebahagiaan hakiki adalah ketenangan jiwa, kenyamanan hidup yng disandarkan kepada naungan kasih sayang Tuhan. Manusia sepenuhnya berpasrah segala urusannya, meyakini bahwa semua ada yang mengatur dengan amat sempurna. Demi tercapainya tujuan, selain berusaha maka diimbangi dengan doa.
Pertanyaannya. Seberapa sering berdoa? Apa yang diminta saat sedang berdoa? Apakah sering mengulang-ulang permintaan ketika berdoa? Besar harapan untuk terkabulnya doa tersebut? Murnikah niat dalam berdoa? Besarkah harapan untuk terkabulnya doa tersebut? Murnikah niat berdoa? Yakinkah dengan doa yang terucap?
Tuhan telah menjamin akan mangabulkan setiap doa hamba-Nya. Namun begitu, ada klasifikasi tertentu yang harus dilakukan oleh setiap individu agar doa tersebut mudah terkabul. Antara lain adalah doa yang dilandasi dengan kesungguhan hati dan ketulusan jiwa. Yakni doa yang sungguh-sungguh dengan kemurnian hati dan ketenangan jiwa, penuh harap akan pengampunan-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali sudah melakukan doa dan usaha yang sesuai dengan syariat, namun tidak jarang hasil yang diterima justru berseberangan dengan permintaan. Letak kesalahannya bukanlah dari doa dan ikhtiar yang telah dilaksanakan, tetapi itu merupakan pemikiran dari sikap dan paradigma dalam menerima hal tersebut.
Sedih, bahkan kecewa dengan ketentuan Tuhan yang berbeda dengan harapan. Kebanyakan orang tidak menerima ketentuan Tuhan, sehingga menentang atau membangkang kepada-Nya. Hal ini dikarenakan pemikiran, bahwa apa yang dilakukan pastilah yang terbaik menurut pribadi. Lebih percaya dengan kemampuan diri sendiri.
Manusia memiliki hak merencanakan dan melaksanakan, namun Tuhan juga punya hak untuk menentukan. Berpasrah diri bukanlah merupakan sikap pasif, melainkan prilaku aktif dalam menghadapi hasil terbaik dan terburuk dari usahanya. Adalah menjadikan ketentuan sebagai keistimewaan, jika dilandasi dengan kesabaran dan sentuhan bersyukur.
Artikel ini berjudul Keajaiban Doa Pembunuh Sikap Pengeluh, dengan url https://moo-no.blogspot.com/2011/05/keajaiban-doa-pembunuh-sikap-pengeluh.html
Klik di sini untuk melihat daftar isi blog ini.
Baca Juga Artikel Yang Ini
{ 0 Komentar... Baca Semua / Tulis Komentar ! }
Post a Comment